Langsung ke konten utama

Makalah Strategi Dakwah Wali Songo di Indonesia

 Strategi Dakwah yang dikembangkan oleh Wali Songo di Indonesia



Oleh:
M.HALIM ALFATH


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH ALIYAH NEGERI  INSAN CENDEKIA
OGAN KOMERING ILIR
Jl. Lintas Timur Desa Seriguna Kec. Teluk Gelam
Kab. Ogan Komering Ilir, Prov. Sumsel
2017

 

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI                                                                                                                          2
KATA PENGANTAR                                                                                                           3
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG                                                                                         5
1.2.TUJUAN                                                                                                              5
1.3.MANFAAT                                                                                                          5
1.4.RUMUSAN MASALAH                                                                                                5
ISI
            1.1.NAMA WALI SONGO                                                                                       6
            1.2.STRATEGI DAKWAH WALI SONGO                                                                        10
PENUTUP
KESIMPULAN                                                                                                          11











KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Strategi Dakwah yang dikembangkan oleh Wali Songo Di Indonesia”.
Penulis menulis makalah ini semata-mata hanya untuk menyelesaikan tugas dari guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini, khususnya kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
           
                                                                       
Kayuagung, 20 September 2017

Penulis








BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung demikian lama, sebagian berpendapat bahwa Islam masuk  pada abad ke-7 M  yang datang langsung dari Arab. Pendapat lain mengatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13 M dan ada juga yang berpendapat bahwa Islam masuk pada sekitar abad ke 9 M atau 11 M . Perbedaan pendapat tersebut dari pendekatan historis semuanya benar, hal tersebut didasari bukti-bukti sejarah serta penelitian para sejarawan yang menggunakan pendekatan dan metodenya masing-masing.
Berdasarakan beberapa buku dan keterangan sumber referensi sejarah, bahwa Islam mulai berkembang di Nusantara sekitar abad ke-13 M. Hal tersebut tak lepas dari  peran tokoh serta ulama yang hidup pada saat itu, dan diantara tokoh yang sangat berjasa dalam proses Islamisasi di Nusantara terutama di tanah Jawa adalah “ Walisongo”. Peran Walisongo dalam proses Islamisasi di tanah Jawa sangat besar. Tokoh Walisongo yang begitu dekat dikalangan masyarakat muslim kultural  Jawa sangat mereka hormati. Hal ini karena ajaran-ajaran dan dakwahnya yang unik serta sosoknya yang menjadi teladan serta ramah terhadap masyarakat Jawa sehingga dengan mudah Islam menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.
Walisongo menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa yang terbagi dari Surabaya, Lamongan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat. Keberhasilan Islamisasi Jawa merupakan hasil perjuangan dan kerja keras Walisongo. Proses Islamisasi berjalan dengan damai, baik politik maupun kultural, meskipun terdapat konflik itupun sangat kecil sehingga tidak mengesankan sebagai perang maupun kekerasan ataupun pemaksaan budaya. Penduduk Jawa menganut dengan suka rela. Walisongo menerapkan metode dakwah yang lentur atau baik sehingga dapat diterima baik oleh masyarakat jawa. Kehadiran para Wali ditengah-tengah Pulau Jawa tidak dianggap sebagai ancaman.
Para Wali ini menyebarkan agama Islam dengan menggunakan pendekatan budaya dengan cara akuluturasi seni budaya lokal yang dikemas dengan Islam seperti wayang, tembang jawa, gamelan, upacara-upacara adat yang digabungkan dengan Islam dan dengan kepiawaan para Wali menggunakan unsur-unsur lama (Hindu-Buddha) sebagai media dakwah mereka dan sedikit demi sedikit memasukan nilai-nilai ajaran agama islam kedalam unsur tersebut atau dapat disebut metode sinkretisme yang berarti pencampuradukan sebagai unsur aliran atau paham sehingga yang bentuk abstrak yang berbeda membentuk keserasiaan. Dengan berkembang pesatnya Islam pada masa Walisongo tersebut maka kita akan mencoba membahasnya dalam makalah ini.

1.2.TUJUAN
·         Ingin mengetahui siapa wali songo itu
·         Mampu memahami strategi dakwah wali songo
1.3.MANFAAT
·         Dapat mengetahui siapakah wali songo itu
·         Dapat memahami strategi dakwah wali songo
1.4. RUMUSAN MASALAH
·         Siapakah Wali Songo itu?
·         Bagaimana Strategi Dakwah yang dikembangkan Wali Songo di Indonesia?













BAB II
ISI
1.1. Nama-nama Wali Songo
1.      Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
2.      Sunan Ampel (Raden Rahmat)
3.      Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)
4.      Sunan Drajat (Raden Qosim atau Raden Syaifudin)
5.      Sunan Kalijaga (Raden Said)
6.      Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
7.      Sunan Muria (Raden Umar Said)
8.      Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
9.      Sunan Giri (Raden Paku atau Muhammad Ainul Yakin)
Para wali tersebut adalah orang Indonesia asli, kecuali Sunan Gresik. Mereka memegang beberapa peran di kalangan masyarakat sebagai :
1. penyebar agama Islam
2. pendukung kerajaan-kerajaan Islam
3. penasihat raja-raja Islam
4. pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya Islam.
Karena peran mereka itulah, maka para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat

1.2. Strategi Dakwah
1.    Maulana Malik Ibrahim
Nama lain dari Maulana Malik Ibrahim adalah Maulana Magribi, dan Maulana Ibrahim. Terjadi perbedaan pendapat mengenai asal mula dari Maulana Malik Ibrahim ini. Menurut tradisi atau babad Jawa, beliau adalah seorang Ulama dari Tanah Arab, keturunan Zainal Abidin, cicit Nabi Muhammad. Sementara itu, Hamka menulis bahwa beliau ini berasal dari Kasyan, Persia, dan seorang bangsa Arab keturunan Rasulullah yang datang ke Jawa sebagai penyebar agama Islam. Adapun pola pengembangan da‘wah yang beliau lakukan adalah sebagai berikut:
a)    Bergaul dengan Para Remaja. Analisis yang sederhana bahwa dengan berinteraksi dengan para remaja akan membuat Malik Ibrahim mengerti akan karakter para remaja tersebut  dan tentunya memudahkan beliau dalam menyebarkan agama karena sudah paham bagaimana cara menyampaikan kebenaran ajaran Islam kepada mereka tersebut.
b)    Membuka pendidikan pesantren. Dimana anak-anak yang ingin mendalami pengetahuan agama akan di didik yang pada selanjutnya akan dipersiapkan sebagai kader Da‘i yang bisa terjun kedalam masyarakat bahkan bisa membangun pondok-pondok pesantren dalam hal mengabdikan ilmunya kepada masyarakat. Dan pada selanjutnya pula dari pondok-pondok tersebut akan kembali lahir para Da‘i handal. Dan begitulah seterusnya hingga estapet perjalanan tersebut akan terus berlanjut hingga saat ini.

2.    Sunan Ampel
Gelar sunan Ampel adalah Raden Rahmat, sedangkan nama mudanya adalah Ahmad Rahmatullah. Beliau adalah Putra dari Ibrahim Asmoro-Kandi seorang Ulama Kamboja yang kemudian menikah dengan Putri Majapahit. Beliau adalah orang yang mempelapori pendirian Mesjid Agung Demak. Mesjid tersebutlah yang kemudian dirancang sebagai sentral seluruh aktivitas pemerintah dan sosial kemasyarakat. Dan kemudian hari Mesjid inilah yang kemudian dikenal dengan Mesjidnya Para Wali.
Bila kita melihat sekilas dari apa yang telah dilakukan oleh Sunan Ampel, seyogyanya bersesuaian dengan apa yang dipraktekkan oleh Rasulullah ketika berada dimadinah yang menjadikan Mesjid sebagai tempat sentral pemerintahan dan sebagai tempat penyelesaian berbagai masalah ataupun sanketa. Dan selanjutnya Sunan Ampel juga menyiapkan dan melatih generasi-generasi Islam yang selanjutnya akan diutus ke berbagai wilayah lain.

3.    Sunan Giri
Sunan giri  adalah salah  satu dari  Wali Songo, yang bertugas menyiarkan agama Islam dikawasan Jawa Timur, tepatnya didaerah Gresik. Beliau hidup antara tahun 1365-1428 M. Ayahnya bernama Maulana Ishaq, berasal dari Pasai. Ibunya bernama Sekardadu, Putri Raja Blamblangan, Prabu Minaksembuyu. Nama kecil sunan giri adalah Jaka samudra. Masa kecilnya diasuh oleh janda kaya raya, Nyai Gedhe Pinatih. Menjelang dewasa Jaka Samudra berguru kepada Sunan Ampel. Jaka Samudra diberi gelar oleh Sunan Ampel dengan gelar Raden Paku.
Adapun pola dakwah yang telah dikembangkan beliau adalah :
a)    Membina kader da‘i inti, yaitu mereka yang di didik di perguruan Giri.
b)    Mengembangkan Islam keluar pulau Jawa. Pola da‘wah yang dikembangkannya dan tidak dilakukan oleh wali-wali sebelumnya adalah usahanya mengirim anak muridnya ke pelosok-pelosok Indonesia untuk menyiarkan Islam, misalnya Pulau Madura, Bawean, Kangean, bahkan sampai ke Ternate dan Huraku yakni Kepulauan Maluku.
c)    Menyelenggarakan Pendidikan bagi masyarakat secara luas, yaitu dengan mewujudkan gemelan saketan, kesenian wayang kulit yang sarat berisikan ajaran Islam, merintis permainan-permainan anak yang berisikan ajaran Islam, serta mengarang lagu-lagu Jawa yang disisipi dengan ajaran Islam.

4.    Sunan Kudus
Nama lain dari sunan kudus adalah Ja’far Shadiq, Raden Undung atau Raden Untung, dan Raden Amir Haji. Sunan kudus terkenal sebagai ulama yang besar  yang menguasai Ilmu Hadist, Ilmu Tafsir Al-Qur’an, Ilmu Sastra, Mantik dan terutama sekali Ilmu Fikih. Dengan ketinggian ilmunya itulah, maka kemudian beliau dijuluki “Waliyul ‘Ilmi: yang artinya Wali yang menjadi gudang ilmu.
Beliau adalah seorang pujuangga besar  yang memiliki kreativitas yang mampu mengarang dongeng-dongeng pondok yang besifat dan berjiwa seni Islam.  Dan dengan kreativitas yang dimiliki beliau tersebut. Beliau mampu membaur dengan masyarakat, meleburkan diri dengan budaya setempat dan mampu menarik simpati masa yang pada selanjutnya ini dimanfaatkan untuk syiar da‘wah Islam.

5.    Sunan Bonang
Sunan Bonang mendapat julukan nama Prabu Nyakrokusumo. Namun ketika remaja Sunan Bonang memiliki nama Maulana Makhdum Ibrahim. Beliau adalah Putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Program da‘wah yang dilakukanya adalah :
a)      Pemberdayaan dan peningkatan jumlah dan mutu kader da‘i
b)      Memasukkan pengaruh Islam kedalam kalangan bangsawan karaton Majapahit.
c)      Terjun langsung ketengah-tengah masyarakat. Dalam berinteraksi dengan masyarakat tersebut beliau menciptakan gending-gending atau tembang-tembang jawa yang serat dengan misi pendidkan dan da‘wah.
d)      Melakukan kondifikasi atau pembukuan da‘wah. Kodifikasi pesan da‘wahatau ajaranya dilakukan oleh murid-muridnya. Kitab ini ada yang berbentuk puisi maupun prosa. Kitab inilah yang kemudian dikenal dengan Suluk Sunan Bonang.

6.    Sunan Drajad
Nama asli dari Sunan Drajad adalah Syarifuddin Hasyim, merupakan Putra dari Sunan Ampel. Dalam kehidupan sehari-harinya beliau dikenal sebagai Waliyullah yang bersifat sosial, dimana dalam menjalankan aktivitas da‘wahnya beliau tidak segan-segan untuk menolong masyarakat bawah serta memperbaiki kehidupan sosialnya. Adapun polada‘wah yang dikembangkan beliau adalah :
a)    Mendirikan pusat-pusat pos bantuan.
b)    Membuat kampung-kampung percontohan.
c)    Menanamkan ajaran kolektivisme, yaitu ajaran untuk bergotong royang.
d)    Di bidang kesenian beliau menciptakan tembang-tembang jawa, yaitu pangkur.
Disini kita bisa melihat bahwa Sunan Drajad dalam menjalankan da‘wahnyamengutamakan prinsip sosial kemasyarakatan dan dengan ini pula beliau dapat membangun rasa saling butuh dan saling tolong menolong dalam masyarakat tersebut hingga tidak ada masyarakat yang merasa kesusahan, dan dengan ini juga masyarakat tersebut akan lebih mudah ditanamkan rasa keimanan yang kuat, yang selalu melaksanakan perintah dan ajaran agama.

7.    Sunan Gunug Jati
Sunan Gunung Jati atau nama lengkapnya adalah Syarif Hidayatullah Putra dari Syarif Abdullah dan Nyai larasantang. Sunan gunug jati atau Fathillah selain seorang da‘ijuga dikenal sebagai pahlawan bangsa yang gigih melawan penjajahan. Dalam mempertahankan daerah teritorialnya adalah dengan mengintegrasikan dari ancaman penjajah. Beliau berhasil mematahkan kekuasaan Protugis pada tanggal 22 juni 1527, yang kemudian menggantikan Sunda Kelapa dengan Jayakarta (kemenangan yang paripurna).
Strategi metode pengembangan da‘wah yang dilakukan Sunan Gunung Jati lebih terfokus pada job description atau pembagian tugas diantaranya:
a)    Melakukan pembinaan intern kesultanan dan rakyat yang masuk dalam wilayah Demak ditangan Wali senior. Dengan program utamanya adalah masyarakat Jawa Timur danJawa Tengah harus segera diislamkan sebab mereka merupakan kekuatan pokok. SunanGunung Jati mengorientasikan da‘wahnya pada pertahanan di Jawa bagian Barat dari ekspansi Asing.
b)    Melakukan pembinaan terhadap luar daerah dengan menyerahkan tanggung jawabnya kepada para pemuda.

8.    Sunan Kalijaga
Salah satu Wali yang sangat terkenal  bagi orang jawa adalah Sunan Kalijaga. Ketenaran Wali ini adalah karena ia seorang ulama yang sakti dan cerdas. Ia juga seorang politikus yang “mengasuh” para raja beberapa kerajaan Islam. Selain itu sunan kalijaga juga dikenal sebagai budayawan yang santun dan seniman wayang yang hebat.
Pola da‘wah yang telah dikembangkannya adalah:
a)    Mendirikan pusat pendidikan di Kadilengu.
b)    Berdakwah lewat kesenian.
c)    Memasukkan hikayat-hikayat Islam ke dalam permainan wayang. Dan beliau ini merupakan pencipta wayang kulit dan pengarang buku-buku wayang yang mengandung cerita dramatis dan berjiwa Islam.

9.    Sunan Muria
Nama lain dari Sunan Muria adalah Raden Prowoto, Raden Umar Syahid. Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dan dewi saroh. Beliau merupakan seorang sufi atau ahli thasawuf.
Seperti dengan wali-wali sebelumnya pola da‘wah yang beliau kembangkan banyak yang serat dengan ajaran Islam yang berbentuk seni. Adapun pola da‘wah yang dikembangkan oleh Sunan Muria adalah:
a)    Menjadikan daerah pelosok-pelosok pengunungan sebagai pusat kegiatan da‘wah.
b)    Berdakwah melalui jalur kesenian. Dengan menciptakan sinom, kinanti, dan sebagainnya.





BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Novel Tere Liye "Tentang Kamu"

Tentang Kamu Tere Liye Identitas Buku: ·          ISBN : 9786020822341 ·          Judul : Tentang Kamu ·          Penulis : Tere Liye ·          Penerbit: REPUBLIKA penerbit ·          Tahun Terbit : 2016 ·          Harga: Rp79.000 Unsur Intrinsik: Tema                 : Perjuangan hidup dari masa yang kelam ke masa yang cerah Alur                   : Campuran Latar                  : Tempat : - Belgrave Square, London, Firma hukum Thompson & Co. - Panti jompo  La Cerisaie Masion de Retraite, Paris. - Pulau Bungin, Sumbawa. - Madrasah Kiai Ma’sum, Surakarta, Jawa Tengah. - Pasar Tanah Abang, Jakarta. - Pasar Senen, Jakarta. - Pool bus di Criclewood bus garage. - Kawan Little India, Restoran india milik keluarga Rajendra khan, lantai 8 unit 801. - Bus tingkat merah dengan rute nomor 16, dari Criclewood hingga Victoria bus station. - Firma Hukum A & Z Law. - Seinei-Saint-Denis-Paris. Waktu   : Dari Pagi hingga Malam             Suasana : Menga

Contoh Text Hortatory

Text Hortatory Lectures are a high level of education after a low education. From kindergarten, elementary, junior high, high school then can reach the final education that is CULTURE. In low education a person is called by a student or a student but after their college name has changed from student to student or coed. Lectures can not guarantee a person's success. Lots of people out there are successful without college. Like Bill Gates who created Microsoft. He did not go to college but he managed to succeed with his invention. Then WHY WE SHOULD KULK? The answer is very clear that the purpose of the lecture is not to achieve success. But the real purpose of college is to seek knowledge and experience. People assume that lectures are a waste of time. That is wrong. People who think like that are just fools. With college we will get a lot of benefits. Among them are we will be more confident, more mature, and certainly will be younger to get a job. Therefore our c