Tentang Kamu Tere Liye
Identitas Buku:
·
ISBN : 9786020822341
·
Judul : Tentang Kamu
·
Penulis : Tere Liye
·
Penerbit: REPUBLIKA penerbit
·
Tahun Terbit : 2016
·
Harga: Rp79.000
Unsur Intrinsik:
Tema : Perjuangan hidup dari masa yang kelam ke
masa yang cerah
Alur : Campuran
Latar :
Tempat
: - Belgrave
Square, London, Firma hukum Thompson & Co. - Panti jompo La
Cerisaie Masion de Retraite,Paris. - Pulau Bungin, Sumbawa. - Madrasah
Kiai Ma’sum, Surakarta, Jawa Tengah. - Pasar Tanah Abang, Jakarta. - Pasar Senen,
Jakarta. - Pool bus di Criclewood bus garage. - Kawan Little India, Restoran
india milik keluarga Rajendra khan, lantai 8 unit 801. - Bus tingkat merah
dengan rute nomor 16, dari Criclewood hingga Victoria bus station. - Firma
Hukum A & Z Law. - Seinei-Saint-Denis-Paris.
Waktu : Dari Pagi hingga Malam
Suasana
: Mengaharukan, Menyenangkan, Menyedihkan, Menyenangkan
Sudut Pandang
: Orang ketiga serba tahu
Amanat :
1. Jadilah pribadi yang menyenangkan
Sri Ningsih
adalah pribadi yang menyenangkan. Meski ia terlahir piatu, ibunya meninggal
karena melahirkannya, ia tidak pernah menunjukkan kesedihannya pada
orang-orang. Ayahnya yang merupakan seorang pelaut tangguh pun sangat
menyayanginya. Sri Ningsih sangat pintar dan tidak ingin membuat repot siapapun
termasuk Ayah dan Ibu nya.
2.
Jadi Pribadi yang Selalu
Berbakti pada Orang Tua
Berbakti kepada
orang tua tak ada batasnya. Semenjak kematian ayahnya Nugroho Ibu tiri Sri
Ningsih menjadi berlaku semena-mena kepada Sri. Bahkan ketika malam petang
tidak ada air untuk minum, Sri disuruh untuk menimba air yang ada di pulau
seberang. Sri pun dengan senang hati menuruti apa kata ibunya. Karena itu
adalah amanat dari ayahnya untuk selalu mematuhi perkataan ibunya.
3.
Kerja Keras Adalah Kunci
Kesuksesan
Dalam novel
ini Sri Ningsih membuktikan bahwa kerja keras adalah kunci utama dari
kesuksesannya membangun kerajaan bisnisnya. Sri hanyalah lulusan madrasah yang
tidak melanjutkan kuliah. Namun, dengan kerja keras nya ia mampu mendirikan
perusahaan pabrik sabun bahkan tampil setara dengan perusahaan pabrik sabun
besar lainnya.
4. Memaafkan
Adalah Tanda Kebeningan Sebuah Hati
Memaafkan terlihat gampang dalam
ucapan namun proses dalam hati untuk bisa memaafkan adalah proses yang tidak
gampang. Sri Ningsih yang melalui waktu-waktu sulit setelah dikhianati sahabat
yang sangat dekat dengannya namun, masih bisa memaafkan.
Penokohan :
·
Zaman Zulkarnaen (cerdas, tidak mudah percaya
dengan orang lain, menepati janji dan tidak mudah menyerah)
·
Sri Ningsih (tabah, berani, sabar, kuat hati dan
fisik, cerdas, tidak pernah membenci dan mendendam)
·
Rajendra Khan (suka bercanda, terkadang
bercandaannya selalu kelewatan, ramah kepada sesama pendatang dan mempunyai
ingatan yang kuat)
·
Eric
Morning (ramah, cerdas, tetapi kurang disiplin dalam pekerjaan)
·
Sir
Thompson (disiplin,ramah,dan sayang kepada keluarganya)
·
Deschamps (supir yang suka bercanda, ramah,
mengajak ngobrol, dan pekerja yang baik)
·
Aimee (perempuan yang sabar, ramah dan baik
hati)
·
Beatrice (lansia yang periang dan baik hati)
·
Maximillen (lansia yang pelupa, ramah, dan tak
pernah mau mengaku lupa jika di ingatkan)
·
Profesor Oxford (sangat susah ditemui, ramah,
tetapi terkenal tidak kenal ampun)
·
Encik Razak (pilot pesawat jet firma hukum
Thompson & Co. yang ramah dan baik hati)
·
La Golo (pemuda yang supel, baik hati,
cerewet,rasa penasarannya tinggi tidak sabaran dan pantang menyerah)
·
Pak tua/Ode (baik hati, penurut, berani,sabar,
dan ramah)
·
Nugroho (ayah yang sabar, tabah, baik, pekerja
keras, dan penyayang)
·
Rahayu (ibu yang baik hati, ramah, sabar, dan
tabah untuk menjalani cobaan)
·
Kepala kampung dan istrinya (Baik hati, bijaksana,
suka menolong, dan ramah)
·
Nusi Maratta (wanita yang dulunya sebelum
Nugroho meninggal baik, penyayang, dan ramah, tetapi setelah Nugroho meninggal
Nusi Maratta menjadi jahat, kasar, penyuruh, dan pemalas)
·
Tilamuta (adik tiri Sri Ningsih yang penakut,
penurut tetapi sangat sayang dengan kakaknya)
·
Tuan Guru Bajang (guru yang penyayang, baik
hati, dan juga ramah)
·
Wahid (pemuda yang cerdas , baik hati dan ramah)
·
Nur’aini (sahabat Sri Ningsih yang ramah, baik
dan sabar)
·
(Sarwo (supir yang pendiam tapi baik ,dan ramah)
·
Sulastri (dulu saat menjadi sahabat Sri Ningsih,
Sulastri sangat baik, dan ramah. Tetapi semenjak denki merasuki dirinya dia
jadi pendendam, jahat, dan pengkhianat)
·
Kiai Ma’sum dan istrinya (baik hati, ramah, dan
suka menolong)
·
Mas Musoh (suami Sulastri yang dulunya ramah dan
baik. Tapi ternyata mengincar kedudukan Kiai Ma’sum, dan akhirnya menjadi
pengkhianat yang kejam)
·
Mas Arifin (suami Nur’aini baik, cerdas, ganteng
dan ramah.
·
Pak Anwar (supir Kiai Ma’sum yang baik, dan
sabar tapi suka marah-marah saat mengajari mengemudi)
·
Sueb (ojek yang ingatannya kuat, supel dan
cerewet)
·
Cathy (wanita yang ramah, dan baik)
·
Lucy (wanita yang ramah, baik hati, dan suka
menolong)
·
Amrita (adik Rajendra Khan yang baik, ramah,
jahil, dan sabar)
·
Ibu dan ayah Rajendra Khan (baik hati, ramah,
dan suka menolong)
·
Paman dan bibi Rajendra Khan (baik, ramah, dan
suka bercanda)
·
Franciszek (pendatang dari polandia yang baik,
ramah, dan suka menolong)
·
Hakan Karim (pemuda turki yang baik, ramah dan
penuh semangat. Hakan nantinya akan menjadi suami Sri Ningsih, dia adalah suami
yang penyayang, sabar, dan tabah)
·
Eddy (teman
kerja Sri Ningsih saat menjadi supir bis merah tingkat. Dia baik tapi suka
menjahili temannya dan juga cerewet)
·
Monsieur Alfonse (seorang hakim yang jahat)
·
Anita (bawahan Monsieur Alfonse yang tidak mau
kalah)
·
Ningrum (nama samaran yang dipakai oleh Sulastri
setelah keluar dari penjara. Dan dia amat kejam, dan amat pendendam. Dia menjadi
hantu masa lalu Sri Ningsih)
·
Murni (anak dari Ningrum yang menjadi istri
simpanan pejabat di jakarta. Selalu nurut dengan ibunya tetapi sebenarnya dia
menginginkan kebebasan)
·
Ibu Zaman (ibu yang penyayang, baik hati, selalu
semangat, sabar, dan tabah dalam melalui masa lalu yang kelam)
·
Tanya (anak Rajendra Khan yang lucu,dan baik)
·
Hans Zulkarnaen (kakak tiri Zaman, ibu tiri dan
saudara tiri Zaman Zulkarnaen : jahat,licik, dan perampas harta warisan ayah
Zaman Zulkarnaen)
Plot :
meninggalnya Sri
Ningsih yang mempunyai harta warisan senilai 19 trilyun rupiah. Sehingga Zaman
harus mencari tahu siapakah yang berhak untuk mendapatkan harta warisan
tersebut.
Sinopsis:
Novel Tere Liye yang bejudul “Tentang Kamu” ini merupakan sebuah novel yang
bercerita tentang seorang pengacara muda bernama Zaman Zulkarnain yang berasal
dari Pulau Jawa, Indonesia. Setelah selesai menyelesaikan kuliahnya di London, Zaman bekerja di salah satu firma
hukum London Thompson & Co. Zaman mendapat tugas untuk mencari ahli waris
seorang perempuan yang bernama Sri Ningsih, perempuan yang berasal dari Pulau
Bungin, Sumbawa, Indonesia. Sri Ningsih memiliki saham 1% pada salah satu
perusahaan multinasional yang di hitung dalam rupiah warisan tersebut berjumlah
senilai 19 triliyun rupiah. Namun, Zaman memiliki kendala yakni tentang
Informasi mengenai Sri Ningsih yang sangat terbatas, sehingga mengharuskan
Zaman untuk menelusuri kehidupan Sri Ningsih.
Zaman memulai perjalanan nya dari tempat lahir Sri Ningsih di Pulau Bungin.
Di sanalah Zaman bertemu dengan teman
Sri Ningsih semasa dia kecil yang bernama Ode. Ode lah yang menceritakan
perjalanan hidup Sri Ningsih ketika tinggak di Pulau Bungin. Ibu Sri Ningsih
yang bernama Rahayu meninggal dunia ketika hendak melahitkan Sri Ningsih,
selepas meninggalnya Rahayu ibu dari Sri Ningsih ayahnya Nugroho jatuh cinta
dengan seorang gadis cantik di Pulau Bungin yang bernama Nusi Maratta sehingga
ayah nya Nugroho menikah lagi untuk yang kedua kalinya. Pada waktu itu Nugroho
pergi untuk mengantarkan barang dengan beberapa anak buah nya. Setelah selang
beberapa hari setelah keberangkatan Nugroho untuk mengantarkan barang, salah
seorang datang ke Pulau Bungin dan membawa kabar bahwasanya kapal Nugroho telah
kara di lautan karena tidak sanggup untuk menghadapi ombak yang besar. Selepas
kepergian Nugroho, ibu tiri Sri Ningsih berubah menjadi galak dan sering
memukulnya sehingga menyebabkan tubuh Sri Ningsih luka dan memar-memar. Yang
lebih sadis lagi adalah pada saat itu rumah Sri Ningsih mengalami kebakaran
yang menyebabkan Sri Ningsih tidak memiliki harta benda apapun. Ibu tirinya
meninggal pada saat terjadinya kebakaran.
Sri Ningsih meupakan seorang yang pekerja keras terlihat dari
pengalaman-pengalaman yang pernah ia alami. Dari mulai bekerja sebagai seorang
guru, pedagang kaki lima dengan gerobak, membuka rental mobil, pekerja pabrik,
hingga pada puncaknya membuka pabrik sabun nya sendiri dengan merk ‘Nurahayu’.
Semuanya ia lakukan di Jakarta hingga akhirnya ia memutuskan pergi ke London
dan menukar pabriknya dengan kepemilikan 1% saham multinasional sebagai
gantinya.
Di London Sri Ningsih bekerja sebagai sopir bus 2 tingkat yang berwarna
merah. Di sanalah Sri Ningsih menemukan kekasihnya yang berkebangsaan turki.
Sri Ningsih menikah dan sempat mempunyai 2 anak namun hanya dalam jangka waktu
beberapa jam. Akibat perbedaan rhesus antara
Sri Ningsih dan suaminya. Kebahagiaan Sri Ningsih berlangsung tidak begitu
lama. Ia kembali lagi endapat cobaan dengan kematian sang suami tercinta.
Dengan kematian suaminya Sri Ningsih memutuskan untuk tinggal di panti
jompo yang terletak di Paris, dan juga merupakan perjalanan hidup terakhir Sri
Ningsih. Perjalanan panjang yang melelahkan hingga ia harus meninggalkan
semuanya. Bersembunyi dan tinggal di panti jompo. Sebelum meninggal Sri Ningsih
sempat membuat surat wasiat untuk pembagian harta warisan yang ia miliki.
Akhirnya Zaman dapat menyelesaikan tugas nya untuk mendapatkan ahli waris dari
seorang Sri Ningsih.
Kata Mutiara:
1. "Setiap janji
sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan"
Kalimat
tersebut diucapkan oleh Zaman Zulkarnaen kepada Aimee, penjaga panti.
2. "Aku tidak tau kenapa
aku harus mempercayaimu Tuan Zaman. Tapi aku selalu mempercayai
instingku."
Kata-kata
Aimee ketika menyerahkan buku diary milik Sri Ningsih kepada Zaman.
3. "Aku
ingin punya hati seperti milik Sri Ningsih. Tidak pernah membenci walau sedebu.
Tidak pernah berprasangka buruk walau setetes."
Salah
satu sifat khas Sri Ningsih dalam lakon di novel tersebut.
4. "Saat
kita sudah melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apalagi yang harus kita
lakukan? Berapa kali kita harus mencoba hingga kita tahu bahwa kita ada pada
batas akhirnya? Berapa kali kita harus menerima kenyataan bahwa kita memang
tidak berbakat, sesuatu itu bukan jalan hidup kita, lantas melangkah mundur?
Aku sekarang tau jawabanya. Terimakasih atas pelajaran tentang keteguhan. Aku
tau sekarang. Pertanyaan paling penting adalah bukan berapa kali kita gagal,
melainkan berapa kali kita bangkit lagi, lagi, dan lagi dan lagi setelah gagal
tersebut. Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x lagi."
Diary
ketiga yang ditulis oleh Sri Ningsih pada tahun 1977 - 1979. Saat dia berada di
Jakarta. Saat dia sedang mencoba hidup sendirian di kota Jakarta.
5. "Separuh
semangatku runtuh. Hidupku dipersimpangan. Apakah pulang atau terus dengan
cita-citaku. Saat aku sudah hampir di titik terakhir, hampir menyerah,
pertolongan itu datang."
Salah
satu kupian diary Sri Ningsih saat ia kehabisan uang untuk hidup di Jakarta,
dan ditambah lagi belum mendapatkan pekerjaan.
6. "Tidak
ada yang benar-benar bisa kita lupakan. Karena saat kita lupa, masih ada
sisi-sisi yang mengingatnya. Boleh jadi selama ini kita terus menyibukkan diri,
karena sejatinya aku sedang mengenyahkan masa lalu itu"
Penggalan
isi dari diary Sri Ningsih di surat yang ke-19. Sri Ningsih sedang suntuk
dengan masalah yang terjadi dengan bisnisnya.
7. "Jadilah
seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah
seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru."
Kata-kata
Sri Ningsih yang diucapkan kepada Ibu Chaterine sebelum Sri Ningsih
meninggalkan pabrik yang dia miliki.
8. “Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu. Itu adalah salah satu anugerah
terbesar hidupku. Cinta memang tidak perlu ditemukan, namun cintalah yang akan
menemukan kita."
9. "Terima kasih. Nasehat lama itu benar sekali. Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi."
10. "Masa lalu, rasa sakit, masa depan, mimpi-mimpi, semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan."
11. "Dia memiliki kecantikan dengan defisini yang berbeda."
Kalimat yang digunakan penulis untuk menggambarkan sosok Sri Ningsih.
9. "Terima kasih. Nasehat lama itu benar sekali. Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi."
10. "Masa lalu, rasa sakit, masa depan, mimpi-mimpi, semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan."
11. "Dia memiliki kecantikan dengan defisini yang berbeda."
Kalimat yang digunakan penulis untuk menggambarkan sosok Sri Ningsih.
12. "Karena bila berbicara tentang penerimaan yang tulus, hanya yang
bersangkutanyalah yang tau seberapa ikhlas dia telah berdamai dengan sesuatu."
13. "Mencintaimu telah memberikanku keberanian, dan dicintai olehmu telah memberikanku kekuatan."
14. "Selalu menyenangkan mempunyai seseorang yang menunggu diri.”
13. "Mencintaimu telah memberikanku keberanian, dan dicintai olehmu telah memberikanku kekuatan."
14. "Selalu menyenangkan mempunyai seseorang yang menunggu diri.”
Terlali UwU i'm cry😭
BalasHapus